Sri Mulyani Direktur Pelaksana Bank Dunia
JAKARTA - Di tengah sorotan tentang sejumlah kebijakan yang pernah diputuskannya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal itu terkait dengan penunjukan dirinya sebagai managing director (direktur pelaksana) Bank Dunia (World Bank). Sri Mulyani menggantikan Juan Jose Daboub, mantan menteri keuangan El Salvador, mulai 1 Juni mendatang.
SBY telah menerima surat pengunduran diri tersebut kemarin (5/5). Dia juga telah menyetujui penunjukan Sri Mulyani sebagai managing director Bank Dunia.
''Respons saya adalah saya menyetujui setelah juga mendengarkan permohonan dari Ibu Sri Mulyani Indrawati untuk menjabat managing director di Bank Dunia. Dengan catatan, sebelum menempati posisi yang baru, saya berharap Ibu Sri Mulyani merampungkan tugas-tugas dan urusannya di dalam negeri,'' tutur SBY dalam pernyataan resmi di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin (5/5).
Jabatan baru itu seolah menjadi ''jalan tengah'' bagi nasib Sri Mulyani. Sebelumnya, bersama Wapres Boediono (saat itu gubernur Bank Indonesia), dia dianggap bertanggung jawab atas kebijakan penyaluran dana talangan (bailout) Rp 6,7 triliun ke Bank Century.
Saat itu, sebagai Menkeu, Sri Mulyani menjabat ketua KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan).
Para anggota DPR pun mendesak Sri Mulyani dan Boediono nonaktif dari jabatannya sambil menunggu penyelidikan kasus tersebut tuntas. Sebagian malah menuntut mereka mundur.
Belakangan, Sri Mulyani kembali disorot terkait kasus penggelapan pajak Paulus Tumewu, komisaris utama PT Ramayana Lestari Sentosa. Ketika berkas Paulus dinyatakan lengkap oleh kejaksaan dan siap dilimpahkan ke pengadilan, Sri Mulyani mengirimkan surat kepada jaksa agung untuk minta penghentian kasus tersebut. Alasannya, Paulus telah melunasi tunggakan pajaknya Rp 7,99 miliar berikut denda 400 persen. Lantas, keluarlah SKPP (surat ketetapan penghentian penuntutan) bagi Paulus.
Dengan jabatan barunya itu, Sri Mulyani bakal berkantor di Washington DC, AS. Dia sudah harus berada di markas Bank Dunia pada 1 Juni mendatang. Di Bank Dunia, managing director merupakan jabatan tertinggi kedua setelah presiden yang kini diduduki Robert Bruce Zoellick, mantan wakil Menlu AS. Zoellick bertugas sejak 1 Juli 2007 menggantikan Paul D. Wolfowitz.
Selama ini, jabatan presiden Bank Dunia selalu diisi warga AS. Karena itu, managing director adalah jabatan tertinggi di Bank Dunia yang bisa diduduki warga non-AS. Di forum internasional, Sri Mulyani termasuk yang cukup getol menyuarakan agar jabatan puncak Bank Dunia tidak hanya diisi warga AS.
Saat ini Bank Dunia beranggotakan 186 negara. Sri Mulyani akan menjadi salah seorang di antara tiga managing director Bank Dunia. Sri Mulyani akan mengawasi tiga bidang. Di antaranya, wilayah Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah dan Afrika Utara, serta Asia Timur dan Pasifik. Dia juga akan mengawasi Kelompok Sistem Informasi. Direktur pelaksana terakhir yang ditunjuk Zoellick adalah Ngozi Okonjo-Iweala. Dia adalah mantan menteri keuangan dan menteri luar negeri Nigeria pada Oktober 2007. Direktur pelaksana ketiga, Graeme Wheeler, pada Januari lalu mengatakan akan meninggalkan lembaga itu akhir bulan depan. Wheeler bekerja di Departemen Keuangan Selandia Baru sebelum bergabung dengan Bank Dunia.
SBY mengungkapkan, dirinya menerima surat resmi dari Presiden Bank Dunia Robert Zoellick pada 30 April 2010 ketika rapat kerja di Istana Tampaksiring, Bali. Surat tertanggal 25 April itu berisi permintaan dari Zoellick untuk merekrut Sri Mulyani. Sebelum menyampaikan suratnya secara resmi, Zoellick berbicara dengan SBY secara informal untuk meminta izin merekrut Sri Mulyani.
SBY menyatakan, Indonesia telah kehilangan salah seorang menteri terbaik. ''Kita mengetahui, selaku Menkeu, Ibu Sri Mulyani telah bekerja keras untuk mengembangkan kebijakan fiskal yang tepat,'' tuturnya.
Dia juga memuji bahwa Sri Mulyani telah gigih mereformasi bidang keuangan untuk mendisiplinkan penggunaan anggaran. Termasuk, akuntabilitas atau pertanggungjawaban APBN. SBY pun menyinggung reformasi perpajakan dan bea cukai yang dinilai telah berhasil meningkatkan penerimaan negara secara signifikan.
Selain itu, SBY memuji Sri Mulyani sebagai ujung tombak diplomasi internasional. Terutama dalam kelompok negara G-20 (forum 20 negara maju dan berkembang) serta forum ekonomi internasional lain. Dia juga menyebut Sri Mulyani telah bekerja keras dalam menyelamatkan perekonomian nasional dari dampak krisis keuangan global pada 2008.
Meski merasa kehilangan, SBY menyatakan posisi baru Sri Mulyani juga sangat penting. ''Saya berharap Ibu Sri Mulyani bisa memperkuat Bank Dunia dan bisa menjadi jembatan Bank Dunia dengan negara-negara berkembang di Asia. Termasuk, Bank Dunia dengan Indonesia,'' ungkapnya.
SBY menyatakan pengganti Sri Mulyani nanti harus tetap menjalankan kebijakan makroekonomi dan kebijakan fiskal secara hati-hati dan tepat. ''Yang jelas, reformasi dalam bidang keuangan, perpajakan, serta bea dan cukai juga akan kita teruskan dan lanjutkan. Kita efektifkan,'' tegasnya. Sepeninggal Sri Mulyani, SBY berharap Menkeu baru tetap mengemban tugas di forum seperti G-20.
Secara terpisah, Sri Mulyani membenarkan soal pengunduran dirinya sebagai menkeu dan penunjukannya sebagai managing director Bank Dunia. ''Iya. Berita itu benar,'' ujarnya saat ditemui di Pacific Place, Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, kemarin.
Dia menyatakan masih menunggu persetujuan resmi dari Presiden SBY. ''Sementara ini saya tetap menjalankan tugas dan proses di Kementerian Keuangan,'' katanya.
Siang kemarin Sri Mulyani sempat mengatakan akan mengadakan konferensi pers terkait dengan rencana pengunduran dirinya. Konferensi pers yang sedianya dilakukan pukul 13.00 diundur menjadi pukul 16.00. Namun, menjelang sore konferensi pers itu ternyata dibatalkan.
Sementara itu, berita mundurnya Sri Mulyani mendapat respons dari koleganya. Inspektur Jenderal Kemenkeu Hekinus Manao mengaku kehilangan. ''Saya kaget dan merasa kehilangan. Tapi, dari sisi lain, ya bangga karena beliau mendapat kepercayaan dengan alasan-alasan yang mengakui kemampuan beliau.''
Menurut Hekinus, kabar mengenai mundurnya Sri Mulyani sudah disampaikan pada acara breakfast meeting dengan pejabat Kemenkeu kemarin. Hekinus menyebut, proses pemilihan Sri Mulyani sebagai managing director berlangsung sejak akhir tahun lalu. ''Tim dari Komite Bank Dunia sudah mencari informasi tentang Sri Mulyani dan akhirnya dia berada dalam puncak daftar kandidat,'' katanya